Jumat, 24 Mei 2024
spot_img

551 Kasus Demam Berdarah di Batam, Ada yang Meninggal Dunia

Berita Terkait

spot_img

batampos.co.id – Sepanjang Januari hingga awal November 2021, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Batam mencapai 551 orang.

Dari jumlah tersebut, dua pasien meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan, data tersebut berdasarkan laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Batam hingga 7 November 2021.

Kedua pasien meninggal dunia ini diketahui berdomisili di Tiban Indah, Sekupang dan Botania, Batam Kota.

”Kasus ini tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kota Batam,” ujarnya, Senin (8/11/2021).

Bila dibandingkan tahun sebelumnya, terdapat 765 kasus DBD. Dimana, empat pasien di antaranya meninggal.

”Untuk korban DBD terbaru yang meninggal dunia di Tanjunguncang, akan kami cek dulu (data belum masuk, red),” ucapnya.

Dinkes Kota Batam mengingatkan warga agar mewaspadai penyakit DBD. Pasalnya, saat ini tengah memasuki musim hujan dan diprediksi kasus DBD akan meningkat seiring adanya genangan air di berbagai tempat pasca hujan.

Didi mengatakan, saat curah hujan tinggi, biasanya populasi nyamuk aedes aegypti penyebab DBD akan meningkat. Peningkatan ini tentunya juga meningkatkan penularan
penyakit DBD.

”Kasus DBD ini bersifat fluktuatif. Namun, saat musim hujan, kejadian penyakit DBD akan meningkat,” tambahnya.

Didi menjelaskan, saat musim penghujan, populasi aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.

Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit DBD.

”Oleh sebab itu, kami mengimbau untuk tetap menerapkan 3M Plus, yakni menguras, mengubur, dan menutup wadah yang berpotensi jadi sarang nyamuk. Peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam mencegah penyebaran DBD ini,” imbaunya.

Selain itu, Berbagai upaya terus dilakukan Dinas Kesehatan Batam untuk menangani kasus DBD ini. Salah satunya, dengan memberikan penyuluhan ke masyarakat.

Selain itu, juga menggalakan peran juru pemantau jentik (jumantik) dengan programnya, ’gerakan 1 rumah 1 jumantik’.

”Kami aktifkan kembali gerakan 1 rumah 1 jumantik,” kata Didi.

Adapun, tugas para jumantik ini menjadi mitra puskesmas dalam mencegah dan menurunkan angka penyakit DBD.

Kader ini juga bertugas memantau kondisi lingkungan sekitar dari penyebaran penyakit melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.

Sebelumnya, kasus DBD terjadi di Tanjunguncang, Batuaji. Bahkan, satu korban DBD meninggal dunia.

”Di RW 12 Perumahan Marina Garden, satu pasien DBD meninggal dunia, anak-anak,” ujar Ketua RW 12 Perumahan Marina Garden, Amir, Minggu (7/11/2021).

Menurut Amir, pasien tersebut meninggal sepekan lalu di rumah sakit. Ia menyebut, lingkungan tempat tinggal pasien tersebut kurang bersih dan kumuh.

”Saya juga sampaikan ke warga agar selalu jaga kebersihan lingkungan. Rumah harus bersih, jangan ada penampungan air yang terbuka. Parit selalu dibersihkan. Gotong royong juga digalakkan,” bebernya.

Menurutnya, kasus DBD itu sudah dilaporkan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Tanjunguncang.

Reporter: Rengga Yuliandra, Dalil Harahap

spot_img

Update