Selasa, 30 April 2024
spot_img

Alasan Pemko Batam Lakukan Revitalisasi Masjid Agung Batamcenter

Berita Terkait

spot_img
maket masjid agung batam center
Maket revitalisasi Masjid Agung Batam Center. Foto: Pemko Batam

batampos – Revitalisasi Masjid Agung Batamcenter dilakukan karena adanya penurunan fungsi struktur dan arsitektur bangunan.

Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Batam, Suhar, mengatakan, Masjid Agung mulai dibangun tahun 1999, dan rampung 2001.

Seiring berjalannya waktu terjadi penurunan fungsi struktur bangunan. Dimana, fungsi struktur bangunan itu secara persentase menurun di angka 70 sampai 80 persen.

“Lebih kurang usianya 20 tahun dan itu memang banyak penurunan fungsi baik struktur maupun arsitekturnya,” kata Suhar, Kamis (30/6/2022).

Menurutnya, berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, fungsi arsitektur yang menurun seperti fungsi atap.

Masjid ini memiliki kubah dengan berdesain limas segi empat atau seperti piramida itu mengalami kebocoran di dak atap akibat termakan usia.

Terlebih lagi ada kebocoran di atap itu sangat sulit dicari, sehingga ketika diguyur hujan menjadikan air turun merembes ke dalam sisi bangunan.

“Seperti yang disampaikan pak wali, ada beberapa kerusakan dan kebocoran di Masjid Agung, sehingga perlu dilakukan revitalisasi terhadap masjid tersebut. Sebelumnya sudah kita usahakan perbaiki, tapi tidak ada jalan keluar maka kita lakukan revitalisasi,” ungkap Suhar.

Proses revitalisasi ini nantinya juga akan merubah kubah masjid dari awalnya piramida berjenjang ini diubah ke bentuk kubah.

Alasannya juga tidak lain adalah, supaya lebih mudah dalam pemeliharaan sehinga ketika terjadi kebocoran lagi akan lebih mudah dideteksi. Selain itu atap kubah ini tampungan-tampungan atau cekungan air di atap.

“Makanya itulah perimbangan kita menyesuaikan pasak bangunan itu menjadi kubah,” tuturnya.

Suhar menambahkan pertimbangan lainnya adalah karena adanya penambahan luas bangunan ke sisi horizontal bangunan. Sehingganya vertikal bangunan juga perlu disesuaikan.

“Jadi atap sekarang kita anggap rendah makanya nanti akan dilakukan peninggian lagi,” ungkap Suhar.

Dilanjutnya, dalam perencanaan itu yang paling penting adalah fungsional, pelayanan optimal kinerja dari bangunan gedung.

Setelah itu baru bicara bentuk. Sehingga desain ini sebenarnya bentuk kompromi dari pajak bangunan dan bentuk bangunan itu sendiri. Dalam artian gabungan dari fungsional dan estetika bangunan.

“Jadi kita harus mengejar fungsional nya dulu baru estetikanya. Kalau estetika saja itu jadi masalah nanti, pemeliharaannya susah, memang cantik, tapi memerlukan anggaran yang besar,” tambahnya.

Berangkat dari pengertian revitalisasi kata Suhar adalah suatu cara kegiatan membuat sesuatu yang sudah ada menjadi lebih optimal.

Masjid Agung direvitalisasi dengan tujuan membuatnya lebih baik lagi, baik dari segi aspek bangunan jadi lebih bagus, kapasitas bertambah, pelayanan lebih baik, memiliki kapasitas parkir yang luas dan sebagainya.

“Revitalisasi ini kita tingkatkan semuanya. Yang tadinya lahan parkir tidak ada saat ini kita buat basement dua lantai untuk parkir dan tempat wuduk. Masjid yang tadinya mampu menampung sekian ratus jemaah sekarang ditambah kapasitasnya. Jadi revitalisasi ini membuat masjid ini memiliki kinerja pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya,” terang Suhar.

Basement dua lantai untuk parkir dan tempat wuduk ini mempertimbangkan masjid yang tidak memiliki lahan yang cukup luas.

Apalagi selama ini masjid tidak memiliki lahan parkir yang memadai sehingga dengan adanya basement parkir ini nantinya bisa menampung sampai ratusan kendaraan.

“kontrak revitalisasi akan dimulai tanggal 5-6 Juli dan diperkirakan akan memulai pengerjaan pada pekan kedua di bulan Juli,” pungkasnya.(*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update