Jumat, 29 November 2024
spot_img

Asman Abnur: Ubah Travel Bubble ke VTL

Berita Terkait

spot_img
Anggota DPR RI, ASman Abnur. Foto: Dokumentasi Batam Pos

batampos – Rencana pelaksanaan travel bubble antara Singapura dan Indonesia, khususnya ke Nongsa, Batam dan Lagoi di Bintan, terancam gagal.

Sebab, sejak dilaksanakan, tidak satupun wisatawan Singapura yang datang ke Batam dan Bintan.


Pasalnya, travel bubble tidak menarik minat warga Singapura.

”Travel bubble di Kepri hanya sebatas konsep, tapi praktiknya tidak terjadi. Warga Singapura tidak mungkin datang ke Batam dan Bintan dan tidak menarik buat mereka. Sebab, kalau datang ke Nongsa atau Lagoi, tidak boleh keluar dari wilayah itu. Begitu mereka kembali ke Singapura, harus karantina 7 hari,’’ kata anggota DPR RI dan pengusaha Batam Asman Abnur kepada Batam Pos.

Menurut Asman Abnur, yang harus dilakukan adalah menerapkan Vaccinate Travel Line (VTL). Kebijakan ini, lanjutnya, sudah diterapkan di Bandara Soekarno Hatta, Indonesia, dan Bandara Changi, Singapura.

”Yang harus diupayakan Pemda Kepri, mulai dari gubernur, wali kota dan bupati di Kepri adalah menerapkan VTL seperti yang dilakukan Singapura,” kata Asman.

Penerapan VTL, lanjut Asman, yang ke Singapura dua pekan lalu via Jakarta, yang boleh masuk Singapura, hanya yang sudah vaksin dua kali.

Aplikasi PeduliLindungi, diakui di Singapura, apalagi kalau sudah vaksin ketiga atau booster.

Sebelum ke Singapura, tiga hari sebelumnya harus PCR dulu.

”Saya ke Singapura naik pesawat. Di imigrasi, data sudah vaksin dua kali, hasil swab, langsung online dari PeduliLindungi ke aplikasi Singapura Trace Together. Dari imigrasi, ada ratusan petugas yang melakukan swab PCR. Setelah itu, bisa pulang ke rumah atau ke hotel dan tidak dikarantina. Kita tidak boleh ke mana-mana sebelum hasil PCR keluar. Hasil PCR keluar dalam tempo 3 jam melalui ponsel. Setelah itu, kita bebas ke mana saja,” cerita Asman.

Hari kedua di Singapura, kata Asman, melakukan rapid test dan antigen sendiri. Hasilnya difoto dan dikirim ke aplikasi Trace Together.

”Kalau hasilnya negatif, kita boleh berjalan-jalan ke mana saja di Singapura. Hari ketiga, antigen dilakukan sendiri diklinik, tapi disaksikan oleh dokter, apakah caranya benar. Kalau hasilnya negatif, kita boleh ke mana saja di Singapura selama enam hari,” kata Asman.

Apabila VTL bisa dilakukan, tutur Asman, kerja sama antara Batam dan Singapura, melalui pelabuhan laut, seperti yang diterapkan di bandara di Jakarta dan Singapura, ia yakin akan memberi manfaat bagi Kepri dan Singapura.

”Kalau VTL ini bisa dilaksanakan di pelabuhan Batam dan Singapura, warga Batam akan banyak ke Singapura dan warga Singapura bakal banyak datang ke Batam dan kota lain di Kepri. Singapura membuka pintu warga Indonesia ke Singapura via Jakarta, dari Batam ke Singapura, kenapa tidak?” ujar dia.

Dengan penerapan VTL di Singapura, Asman memperkirakan, ribuan orang dari berbagai negara, termasuk Indonesia, datang ke Singapura.

”Meski Indonesia masuk dalam daftar negara yang boleh berkunjung ke Singapura, tapi tidak berlaku melalui pelabuhan, sehingga tidak menguntungkan untuk Kepulauan Riau,” katanya.

Travel bubble, kata Asman, tidak akan diminati warga Singapura, termasuk para pengusaha.

Akibat lainnya, pengusaha Batam yang mau pergi ke Singapura, mau tidak mau harus berangkat naik pesawat dari Jakarta, seperti yang dilakukan Asman Abnur, Hartono, dan Jimmi Ho, Ketua PHRI Kepri.

Melalui VTL, ekonomi Singapura berjalan karena lancarnya penerbangan dan perhotelan.

”Hotel-hotel di Singapura penuh dan bisnisnya jalan. Kalau VTL antara Batam dan Singapura terlaksana, saya yakin minimal 1.000 orang warga Singapura akan datang ke Batam dan Kepri. Pelabuhan harus siap. Kita tiru saja apa yang dilakukan Singapura,” kata Asman.

VTL, kata Asman, akan saling menguntungkan perekonomian Batam dan Singapura.

”Saya sudah sampaikan ke Gubernur Kepri, Ansar Ahmad. Saran saya, kerja sama pariwisata Kepri dan Singapura, bukan travel bubble, tapi VTL. Kalau ini terjadi, hotel-hotel, restoran, mal di Batam bakal ramai lagi,” katanya.

Asman menyarankan, sistem VTL bisa dilaksanakan antara Batam, Bintan, Karimun dengan Singapura.

”Ini baru namanya terobosan,” katanya.

Selain Pemprov Kepri, asosiasi pariwisata seperti PHRI, Asita, pengusaha pelabuhan juga ikut mendorong terlaksananya sistem VTL ini.

”Saya sebagai anggota DPR juga akan melobi duta besar Singapura untuk Indonesia di Jakarta dan Konsul Jenderal Singapura di Batam. Sistem VTL antarbandara dijadikan model untuk diterapkan di pelabuhan,” katanya.

Yang harus disiapkan, kata Asman, menata pelabuhan dan menyiapkan petugas agar tidak bermain-main dengan tes PCR, petugas PCR harus banyak agar tidak terjadi antrean panjang, memanfaatkan teknologi digital.

”Kita tiru saja apa yang dilakukan Singapura,” katanya.

Reporter: Socrates

spot_img

Update