batampos – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Kepri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun 2022 ini bisa berada di kisaran 3,7 hingga 4,5 persen (yoy), dengan kecenderungan berada pada batas atas.
Peningkatan ini sejalan dengan semakin terkendalinya kasus Covid-19 dan progres vaksinasi, serta kembali bergairahnya hampir semua sektor perekonomian di Kepri.
Aktivitas di sektor pariwisata diharapkan semakin menggeliat, baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Seiring dengan relaksasi terhadap aturan perjalanan menjadi lebih sederhana.
Kepala Perwakilan BI Kepri, Musni Hardi K. Atmaja, mengatakan, hal itu diperkuat dengan kemudahan yang diberikan bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) bagi wisatawan mancanegara dari 25 negara.
Termasuk Singapura dan Malaysia untuk dapat memasuki wilayah Kepri melalui seluruh pelabuhan laut dan bandara di Batam, Bintan, serta Tanjungpinang.
Disisi lain, investasi di Kepri juga akan terus tumbuh ditopang pengembangan tiga Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas (KPBPB) yaitu Batam, Bintan, Karimun, yang mencakup pengembangan industri yang didukung pembangunan infrastruktur, dan harmonisasi regulasi untuk memberikan kemudahan bagi investor.
”Kami optimistis investasi di Kepri akan terus tumbuh sejalan dengan upaya sektor swasta meningkatkan kapasitas produksinya yang tentunya perlu didukung dengan efisiensi biaya logistik,” kata Musni dalam Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau dan Hasil Penelitian KPJU.
Musni melanjutkan, akselerasi pertumbuhan ekonomi juga akan didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat, berlanjutnya stimulus kebijakan, perluasan pembukaan sektor-sektor prioritas, dan meningkatnya dukungan terhadap UMKM, serta tingginya kinerja ekspor.
”Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun 2022 diperkirakan sebesar 3,7 hingga 4,5 persen (yoy) dengan kecenderungan akan berada pada batas atas,” ujarnya, lagi.
Tekanan inflasi tahun 2022 ini, kata dia, diperkirakan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat, perubahan kebijakan Pemerintah terkait perpajakan, aturan HET minyak goreng dan gula pasir, serta peningkatan harga komoditas secara global, seiring perang Rusia-Ukraina yang menghambat rantai pasok global.
”Oleh karenanya, diperlukan sinergi dan kolaborasi yang lebih intens dari seluruh pihak untuk mengendalikan inflasi pada rentang sasaran 3 ± 1 persen,” tuturnya.
Untuk itu, upaya yang perlu dilakukan dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi tersebut, sinergi dari seluruh pihak tentunya sangat dibutuhkan dalam mengoptimalkan keunggulan dan potensi yang dimiliki Kepri.
BI Kepri mengajak seluruh pihak agar terus memperkuat sinergi dalam mendorong pemulihan ekonomi melalui beberapa upaya yang dilakukan bersama, baik dalam jangka pendek maupun menengah panjang.
Dalam jangka pendek, upaya yang dapat dilakukan dengan terus mengakselerasi dan memperluas program vaksinasi Covid-19 termasuk vaksinasi booster terutama untuk pekerja/kelompok produktif.
”Alhamdulillah, berdasarkan data hingga 24 Maret 2022, progress vaksinasi dosis kedua di Kepri telah mencapai 92,81%.
Perluasan vaksinasi tersebut dibutuhkan untuk mewujudkan herd immunity sebagai prasyarat pemulihan ekonomi pasca Covid-19,” jelasnya.
Kemudian, upaya selanjutnya dengan perlunya terus mendorong percepatan realisasi anggaran belanja pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat.
Baik melalui penyaluran bansos secara tepat waktu, maupun perce patan belanja modal dan fisik yang akan menggerakkan perekonomian dan menumbuhkan atau memperkuat optimisme pelaku usaha.
Terakhir, terus mendorong kesiapan destinasi khususnya menyangkut aspek amenitas dan atraksi sebagai daya tarik wisata.
Juga mempersiapkan pelaku usaha pariwisata melalui pemberian vaksinasi dan adaptasi dalam melayani wisatawan di masa new normal seiring dengan upaya yang terus dilakukan dan mengantisipasi dilakukannya pembukaan jalur wisatawan mancanegara menuju Kepri.
Sementara itu, dalam jangka menengah-panjang upaya pertama yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kapasitas dan memperkuat kelembagaan petani, nelayan, dan UMKM.
Selain peningkatan juga perlu dilakukan melakukan sinergi sebagai upaya memperkuat BUMDes (korporatisasi).
Upaya tersebut selain diharapkan dapat meningkatkan kemampuan produksi pangan lokal guna mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain.
Juga dapat menjadi bagian dari upayauntuk mendorong dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Kedua, melakukan digitalisasi UMKM melalui program onboarding pada e-commerce dan penggunaan pembayaran digital agar semakin mendekatkan UMKM dengan akses pemasaran dan sumber pembiayaan.
Ketiga, mengoptimalkan posisi Kepri yang strategis dan menjadi basis produksi global dengan meningkatkan keterkaitan antara sektor industri dengan UMKM dan sektor ekonomi lainnya.
Keempat, meningkatkan konektivitas antar daerah untuk mendorong efisiensi logistik dan menjaga kelancaran distribusi di seluruh wilayah Kepri. Kelima, memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
Salah satunya dengan mengoptimalkan peran Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dalam mengakselerasi perluasan implementasi transaksi non tunai dan digital pada seluruh jenis transaksi Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota), dan mendorong pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital di daerah.
Keenam, memperkuat proses perumusan strategi pembangunan berbasis keunggalan daerah.
”Sebagai daerah kepulauan yang memiliki wilayah lautan lebih dari 96% dan penduduk yang besar pada sektor perikanan/maritim, Provinsi Kepri perlu untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap potensi ekonomi maritim dengan mendorong hadirnya industri berbasis maritim dan potensi SDA lokal lainnya,” jelasnya.
Dilanjutkannya, sektor UMKM memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik kontribusinya terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, UMKM juga lebih inklusif sehingga mampu menjadi buffer dalam menghadapi kondisi krisis.
”Sebagai bentuk dukungan terhadap penggunaan produk UMKM lokal, Pemerintah terus mendorong kebanggaan menggunakan produk dalam negeri,” tuturnya.
Salah satunya melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia, yang pada bulan Maret ini, Kepri ditunjuk sebagai tuan rumah dirangkaikan dengan event Gebyar Melayu Pesisir.
”Oleh karenanya, kami mengajak Bapak/Ibu untuk mendukung penyelenggaraan event tersebut dengan datang dan berbelanja produk UKM yang akan digelar di area Harbour Bay Kota Batam pada 30 Maret hingga 3 April 2022,” katanya.
Ia menambahkan, sejalan dengan hal tersebut, BI Kepri bersama tim peneliti dari Yayasan Berka Semi Strategi akan menyampaikan hasil penelitian Komoditas Produk Jasa Unggulan di Provinsi Kepri yang dilakukan pada tahun 2021.
Dengan harapan, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dan stakeholder terkait dalam merumuskan strategi pembangunan di Provinsi Kepri.
”Semoga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua dalam upaya untuk terus mengakselerasi pemulihan ekonomi Kepri dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi kedepan yang lebih inklusif,” imbuhnya.(*)
Reporter: Eggi Idriansyah