Jumat, 26 April 2024
spot_img

Harga Cabai Masih Mahal, Pembeli dan Pedagang Mengeluh

Berita Terkait

spot_img
Cabai Merah Keriting f Dalil Harahap 1
Ilustrasi. Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Keluhan ibu-ibu atas mahalnya harga cabai dan sejumlah kebutuhan pangan belum direspon pemerintah. Harga cabai dan kebutuhan lainnya justru semakin pedas. Cabe setan misalkan masih bertahan diangka Rp 130 ribu per kilogram. Ini naik dua kali lipat dari harga normalnya.

Begitu juga dengan sayuran saat ini kembali meroket karena stok yang terbatas. Petani mengaku gagal panen karena faktor cuaca dan juga mahalnya harga pupuk. Pedagang pun ikut mengeluh.

“Benar-benar kelewatan. Kami pedagang juga rugi karena tak laku dagangan kami. Harganya selangit gini siapa yang mau beli,” ujar Erni, pedagang bumbu dapur di pasar Aviari.

Sementara itu, para ibu-ibu kehabisan akal untuk menyiasati masalah cabai ataupun sayuran yang naiknya cukup drastis ini. Mereka banyak berharap agar pemerintah segera mengatasi persoalan ini.

“Apa-apa serba sulit sekarang. Musim PPDB anak lagi. Kebutuhan pokok semua mahal. Tolonglah ini diatasi biar tak semakin menderita kami masyarakat kecil ini,” pinta Irma, ibu rumah tangga di Batuaji.

“Tolonglah ini masalah serius. Kalau tak mampu menekan harga, adakan lah operasi pasar murah biar ringan dikit beban belanjaan kami kaum ibu-ibu ini,” ujar Marlina, warga lainnya.

Beratnya hidup masyarakat ini juga diakui Dominggus Roslinus Rega Woge, Komisi III DPRD Kota Batam dari Dapil Sagulung. Banyak masyarakat Sagulung khususnya ibu-ibu yang mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pokok kepadanya.

Diapun berharap yang sama agar Pemko Batam segera turun melakukan pengontrolan harga dan menggelar operasi pasar murah mengimbangi pengeluaran masyarakat yang semakin membengkak saat ini.

“Banyak ibu-ibu yang curhat masalah ini. Semoga Pemko Batam segera mengambil tindakan yang tepat baik itu mengontrol kembali harga barang yang terus merangkak naik saat ini ataupun menggelar operasi pasar,” ujarnya. (*)

 

Reporter : Eusebius Sara

spot_img

Update