batampos.co.id – Tim Pengendalin Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepri memperkirakan iflasi masih akan terjadi pada November 2021.
Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri, Musni Hardi K Atmaja, mengatakan, salah satu pemicunya adalah harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO)
“Memasuki bulan November 2021, risiko inflasi diperkirakan masih terjadi namun masih terkendali pada rentang sasaran inflasi,” ujarnya baru-baru ini.
Ia menjelaskan, beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Potensi peningkatan curah hujan di wilayah Kepri yang dapat mengganggu produksi komoditas hortikultura
2. Peningkatan mobilitas masyarakat seiring pelonggaran PPKM yang akan meningkatkan permintaan masyarakat terutama jasa angkutan udara.
Di sisi lain kata dia, dampak kenaikan harga CPO secara global perlu diwaspadai terutama terhadap harga minyak goreng di dalam negeri.
“Demikian halnya dengan fenomena kenaikan harga daging ayam ras yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir akibat kenaikan harga pakan,” paparnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, pihaknya terus berupaya pengendalian inflasi oleh TPID akan terus difokuskan untuk menjaga memastikan ketersediaan stok, menjaga kelancaran distribusi, dan memastikan keterjangkauan harga.
Beberapa caranya yakni:
- Memastikan ketersediaan stok bahan pangan pada Bulog dan distributor hingga akhir tahun
- Melakukan pengembangan cabai hijau dan replikasi Proliga cabai merah bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batam serta BPTP Kepri
- Melaksanakan pilot project budidaya bawang merah di Kota Batam.
Dalam jangka panjang, kata dia, TPID memandang perlu upaya untuk meningkatkan produktivitas petani dan nelayan serta UMKM.
Agar lanjutnya dukungan terhadap pengendalian inflasi dapat semakin optimal melalui penguatan kelembagaan, perluasan akses pemasaran, optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan pendampingan usaha.
“TPID akan terus mendorong digitalisasi dalam pemasaran bahan pangan secara online yang diintegrasikan dengan pembayaran secara digital (QRIS) untuk mengurangi risiko penularan Covid-19,” jelasnya.(esa)