batampos – Optimisme mengemuka di kalangan pengembang properti. Menatap tahun 2022, mereka meyakini bahwa pasar properti akan kembali tumbuh secara signifikan.
CEO Central Group, Princip Muljadi mengatakan bahwa sebelumnya memang posisi pasar properti sempat terhambat, karena banyak calon konsumen yang masih menunggu perkembangan pandemi.
“Banyak yang ambil posisi wait and see, karena meragukan pergerakan ekonomi, sebab banyak yang lockdown dimana-mana, sehingga pasar properti turun signifikan,” katanya, Minggu (19/12) di Batam Centre.
Namun, stimulus yang diberikan pemerintah mampu menahan kontraksi pasar properti lebih dalam lagi. “Sementara di Central, kami mengalami penjualan yang signifikan, bahkan di 2020 dan tahun ini,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, di tahun 2020, sebenarnya dunia properti mulai bangkit. Dan tahun ini, sangat cocok menjadi masa untuk membeli properti, karena dukungan perbankan.
“Saat ini, suku bunga bank bisa dikatakan itu berada di titik terendah. Ditambah lagi, ternyata cash money yang disimpan di Bank sangat besar, naik 35 persen dibandingkan kondisi ekonomi normal,” ucapnya.
Karena banyaknya simpanan masyarakat di bank, maka berinvestasi di bidang properti bisa menjadi pilihan. “Karena bisa dapat nilai tambah, dan ada juga capital gain. Kalau disewakan, bisa dapat pemasukan pasif dari sewa properti tersebut,” jelasnya.
Senada dengan Princip, pengembang Orchard Park juga berpendapat sama. “Para pengamat dan pakar meyakini bahwa di 2022, akan mengalami satu tingkat booming dari pasar properti,” kata Deputi CEO Orchard Park Batam, Tedi Guswana.
Orchard Park merupakan salah satu properti yang dikembangkan oleh Agung Podomoro Land (APL).
“Ini juga menjadi bagian dari persiapan APL saat booming properti tahun depan,” jelasnya.
Sebagai pengembang properti, APL berencana meluncurkan sejumlah produk baru di tahun 2022.
“Di tengah kondisi pengembang yang wait and see, Sebagai bagian dari strategi marketing APL, kami berupaya luncurkan produk baru saat yang lain tiarap,” paparnya.
Menurut Tedi, strategi seperti ini sangat tepat untuk menghadapi booming properti di tahun mendatang.
Senada dengan Tedi, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Batam, Achyar Arfan mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 yang saat ini tengah berlaku di Batam, membawa dampak positif bagi pertumbuhan pasar properti.
“Manfaatnya banyak, karena sekarang bank lebih berani dalam memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR),” katanya.
Kondisi pasar properti saat ini lebih stabil dibandingkan enam bulan silam. “Sebenarnya masih banyak yang bisa digarap dari sektor KPR ini. Meski bank masih ada pilih-pilih, kondisi sekarang sudah lebih bagus daripada pertengahan tahun lalu,” paparnya.
Untuk pemasaran rumah subsidi, Achyar mengungkapkan bahwa pasarnya cukup stabil. Sementara untuk rumah menengah ke atas, khususnya rumah bernilai Rp 1 miliar ke atas, masih berupaya untuk pulih.
“Karena sebelumnya banyak yang batal, karena konsumennya juga terimbas pandemi. Tapi saat ini, dengan banyaknya relaksasi seperti pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPn), dampaknya terasa positif,” ungkapnya.
Pelonggaran seperti saat ini memang menjadi angin segar bagi pengembang, karena sebelumnya bank memang tidak mudah dalam memberikan pinjaman kredit konsumtif. (*)
Reporter: RIFKI SETIAWAN