Jumat, 29 November 2024
spot_img

Tak Sanggup Atasi Biaya Produksi, Perusahaan di Batam Memilih Tutup

Berita Terkait

spot_img
Kadisnaker Kota Batam, Rudi Syakyakirti. Foto: INT

batampos – Kondisi perusahaan di Batam masih maju mundur. Berbagai faktor menjadi penyebab kondisi belum pulih sepenuhnya dan membuat perusahan memilih menutup operasional mereka.

Termasuk salah satu perusahan pengolahan atau peleburan karton yang berada di Batuaji. Informasi yang didapatkan perusahan berencana berhenti beroperasi, karena terus mengalami kerugian. Biaya produksi tidak tertutupi, sehingga manajemen mengambil kebijakan untuk menghentikan operasional perusahaan.


Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam, Rudi Sakyakirti menyebutkan untuk informasi awal, terdapat kurang lebih 500 karyawan yang ada di perusahan tersebut dan mayoritas merupakan tenaga kontrak.

Ia menegaskan, jika perusahaan ingin berhenti beroperasi, hak karyawan harus diselesaikan terlebih dahulu. Pihak perusahaan dan serikat pekerja bisa berkomunikasi, terkait bagaimana cara pelunasan hak karyawan, meskipun perusahaan mengalami kesulitan.

“Sektor manufaktur masih cukup banyak yang bertahan, namun ada juga yang tidak mampu. Tentunya solusi yang diperlukan jika ada masalah, termasuk menutup perusahaan dan melakukan pemutusan hubungan kerja. Tapi saya tegaskan, hak karyawan harus diselesaikan,” bebernya.

Rudi mengatakan mayoritas untuk bahan baku dan pengiriman dilakukan di Cina. Untuk itu, jika negara tersebut mengalami gangguan maka akan berdampak terhadap operasional dan proyek yang dikerjakan di Batam.

Tidak itu saja, adanya perang Rusia dan Ukraina juga memberikan dampak terhadap perusahan yang ada di Batam. Seperti proyek yang mengerjakan pipa minyak misalnya. Akibat perang tentu ada berdampak terhadap pemesan yang dikerjakan oleh perusahan di Batam dan dunia pastinya.

“Perusahaan menutup operasional, karena pasti ada pertimbangan. Tidak mungkin keputusan tersebut diambil dalam waktu yang singkat,” sebutnya saat dijumpai di Hotel Haris, Selasa (31/5).

Mantan Pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam ini menambahkan, perkembangan sektor manufaktur di Batam masih terbilang baik. Hal ini terbukti sejak dua tahun terakhir jumlah perusahaan yang berhenti beroperasi tidak banyak, berbeda dengan beberapa tahun lalu.

“Alhamdulilah meski pandemi kondisi masih baik. Intinya kalau Cina terganggu, maka akan ada dampak. Mudah-mudahan ke depan lebih baik, dan ada investor yang masuk dan membangun perusahaan mereka di sini,” harapnya. (*)

 

 

Reporter : YULITAVIA

spot_img

Update