Kamis, 25 April 2024
spot_img

Rudi Sebut Banjir di Batam Akibat Pembangunan Pesat

Berita Terkait

spot_img
Banir Group RT dan RW Dalil Harahap 747474
Banjir di perumahan Putra Jaya, Tanjunguncang, Batuaji, Jumat (31/12). F Group WA FKTW Tanjunguncang

batampos – Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan persoalan banjir di Batam untuk saat ini disebabkan karena massifnya pembangunan di Kota Batam. Pengalokasian lahan yang terjadi selama beberapa tahun ini menyebabkan pertumbuhan pembangunan mengalami peningkatan.

“Bangun saja, tapi tak diperhatikan aliran airnya. Sehingga terjadilah banjir seperti saat ini. Saya mau ini diselesaikan. Saya baru dua tahun jadi kepala BP, sedangkan pengalokasian ini sudah terjadi sejak lama dan bertahun-tahun,” kata dia usai menghadiri rapat di Kantor Wali Kota Batam, Rabu (3/1).

Rudi mengakui setiap tahun selalu terjadi banjir. Bagi daerah yang tengah membangun, persoalan banjir ini pasti akan terjadi. Ketika membangun, resapan air ditutup. Sehingga ketika ada peningkatan debit air yang cukup tinggi, tidak ada resapan air, sehingga meluap dan menggenangi perumahan warga.

“Mereka hanya membuat drainase cadangan. Pertanyaannya cukup tidak untuk menampung debit air. Kalau sudah begitu, air pasti meluap, karena drainase ini tidak sanggup menampung debit air yang meningkat ini. Ini yang terjadi di Kota Batam saat ini,”ujarnya.

Setelah kejadian banjir dibeberapa titik ini, pihaknya mendapatkan hasil seperti itu. Penyebab banjir ini harus diatasi dengan cara yang tepat. Agar banjir bisa diminimalisir.

Kepala BP Batam ini mengungkapkan persoalan ini tidak bisa diselesaikan dengan mudah. Membutuhkan peran semua orang, tidak saja pemerintah, karena lahan yang ada di Batam saat ini sudah ada PL semua, termasuk drainase.

“Drainase saja ada PL, seperti yang di Batuaji ada PL, Tembesi ada PL. Ini yang harus didudukan, mana yang harusnya menjadi aliran air kalau sudah ada PL harus kita dudukan. Kan tidak semudah itu mau kita cabut PL nya,” tegas Rudi.

Rudi melanjutkan hal ini harus dirapatkan dulu, pihaknya harus memanggil pemilik PL dan mencari solusi untuk mengatasi persoalan banjir di daerah tersebut. Lanjutnya, kalau keinginan dari pemerintah pasti minta dikembalikan, namun hal itu tidak semudah yang diinginkan. Karena tidak semua orang ingin menyerahkan kembali PL tersebut.

“Saya inginnya ditarik kembali, seperti di daerah Batuaji. Itu tempat aliran air sudah ada PL semua. Kalau saya tarik kira-kira ada yang mau ngasih ngak?. Ada yang 10 tahun, 20 tahun. Dan ini ada proses yang harus dilewati,” jelasnya.

Kendati demikian, Rudi mengatakan jumlah titik banjir yang ada saat ini tidak sebanyak tahun sebelumnya. Karena sebagian sudah atasi, meskipun belum bisa dituntaskan semuanya.

Namun kembali bertambah, karena adanya pengalokasian lahan. Hal ini terjadi karena mereka menimbun aliran air. Sedangkan drainase pengganti tidak sesuai dengan kebutuhan. “Kira-kira itu persoalannya yang akan diatasi bersama,” tutupnya. (*)

Reporter : YULITAVIA

spot_img

Update