Rabu, 24 April 2024
spot_img

Tak Ada Sekolah Terdekat, Calon Siswa di Tanjunguncang Terancam Tak Lolos PPDB SMA

Berita Terkait

spot_img
PPDB Online 1 F Cecep Mulyana e1654166556415
Ilustrasi. PPDB tahun ini kembali memberikan kuota untuk siswa berprestasi dan kurang mampu. F.Cecep Mulyana

batampos – Pelaksanaan PPDB jalur zonasi untuk SMA Negeri menyulitkan masyarakat di Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji. Pasalnya lokasi tempat tinggal mereka relatif jauh dari lokasi sekolah terdekat yakni SMAN 19 sehingga sulit bersaing dengan anak-anak yang dekat dengan sekolah.

Sistem PPDB zonasi yang mengukur jarak tempat tinggal anak dengan sekolah tentu tidak menguntungkan calon siswa dari wilayah Tanjunguncang. Sebab calon siswa dari sekitar lingkungan sekolah sudah cukup untuk memenuhi semua kuota PPDB di SMAN 19. Masyarakat Tanjunguncang tak punya pilihan sebab di wilayah mereka tak ada SMA Negeri.

“Satu-satunya SMAN 19. Itu di (komplek pertokoan) Tunas Regency sana yang jaraknya sekitar dua kilometer dari tempat tinggal kami. Anak-anak kami tentu tak bisa masuk karena anak-anak yang radius terdekat sekolah saja sudah sangat banyak yang daftar. Kalau mengikuti sistem jarak rumah ke sekolah tentu tak ada sekolah yang bisa akomodir anak-anak kami,” ujar Suhadi, warga Tanjunguncang, Minggu (3/7).

Jhoni warga lainnya menuturkan, situasi yang tidak menguntungkan ini terjadi hampir setiap tahun. Setiap PPDB orangtua di sana kesulitan mendapatkan sekolah negeri untuk anak mereka. Anak-anak banyak yang tak lolos PPDB karena jarak tempat tinggal dan lokasi sekolah yang cukup jauh. Mereka tidak bisa bersaing dengan anak-anak di sekitar lokasi sekolah.

“Dimanakah keadilan untuk masyarakat Tanjunguncang. Sistem zonasi telah membuat kami bisa melanjutkan sekolah anak kami ke sekolah negeri. Zonasi wilayah Tanjunguncang hanya ke SMAN 19 sementara penjaringan penerimaan siswa dengan sistem ini hanya menerima siswa yang jarak terdekat dari sekolah saja. Menurut informasi terakhir, siswa yg bakalan diterima adalah yang berjarak 1.500 meter dari sekolah, sementara kita masyarakat Tanjunguncang rata-rata tempat tinggal kita semua lebih dari 1.500 meter dari sekolah. Itu artinya secara otomatis masyarakat Tanjunguncang tereliminasi. Tolonglah ini dipertimbangkan karena setiap tahun begini terus masalahnya,” kata Jhoni.

Feri Indra, perangkat RT di Kelurahan Tanjunguncang berharap agar pemerintah Provinsi Kepri yang membawahi SMA dan SMK di Kota Batam memperhatikan masalah ini agar ada keadilan bagi masyarakat di Tanjunguncang.

Kepala Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Kepri kota Batam Noor Muhammad saat dikonfirmasi mengaku juga sudah menerima keluhan tersebut dari masyarakat di Kelurahan Tanjunguncang. Dia minta masyarakat di sana tidak terlalu kuatir sebab Disdik akan memikirkan solusi yang tepat nantinya.

“Yang penting daftar dulu melalui jalur online. Nanti kita upayakan bagaimana caranya. Memang tak ada lagi sekolah lain di sana. Cuman SMAN 19 yang ada dan kita usahakan mereka juga tetap diakomodir,” ujar Noor. (*)

 

Reporter : Eusebius Sara

spot_img

Update